Jenis batik di Indonesia sangatlah beragam. Berbagai pengaruh dari tradisi klasik sampai yang modern dan abstrak turut menyemarakkan jenis batik di Indonesia. Banyaknya jenis batik di Indonesia juga disebabkan karena batik telah lama berada dan dikenal di Indonesia, sejak kelahirannya pada masa Kerajaan Majapahit sampai saat ini.
Selain itu, banyaknya jenis batik di Indonesia juga disebabkan oleh interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa asing, baik melalui hubungan persaudaraan, terjadinya pernikahan antarbangsa, perdagangan, hubungan diplomatik, maupun karena penjajahan bangsa Barat di Indonesia.
1) Batik Pecinan
Bangsa Cina sudah lama dikenal sebagai bangsa perantau. Mereka juga dikenal teguh dalam melestarikan adat budaya leluhurnya. Biasanya di negeri perantauan mereka tetap melestarikan budayanya. Mereka terbiasa memadukan budaya mereka dengan budaya lokal sebagai bentuk akulturasi budaya.
Demikian juga yang terjadi di Indonesia, khususnya pada batik. Keturunan dari para perantau Cina di Indonesia biasanya memproduksi batik untuk komunitas sendiri dan diperdagangkan. Batik produksi mereka yang disebut batik pecinan memiliki warna yang cukup variatif dan cerah. Dalam selembar kain, mereka dapat menampilkan berbagai warna.
Motif yang digunakan pun banyak memasukkan unsure budaya Cina, seperti motif burung Huk (merak) dan naga. Biasanya pola batik pecina lebih rumit dan halus. Pada zaman dulu batik pecinan yang berbentuk sarung dipadukan dengan kain encim sebagai busana khas para perempuan keturunan Cina di Indonesia. Pekalongan cukup terkenal dengan produksi batik pecinan.
2) Batik Belanda
Pada zaman penjajahan belanda, banyak warga belanda yang tinggal dan menetap di Indonesia. Mereka juga berinteraksi dengan budaya lokal Indonesia. Sama seperti warga keturunan Cina, warga keturunan Belanda juga banyak yang membuat dan memproduksi batik. Batik yang dihasilkan warga keturunan Belanda mempunyai ciri khas tersendiri dan sering disebut dengan batik belanda. Motif yang biasanya digunakan dalam batik belanda adalah bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa, seperti tulip dan tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di negeri asalnya.
3) Batik Keraton
Pembuat batik di Pekalongan sering membuat batik yang motifnya merupakan cirri khas dari batik keraton Yogyakarta ataupun Surakarta. Motif gaya keraton yang biasanya dipakai yaitu motif semen, cuwiri, parang, dan lain-lain. Walaupun bermotif pengaruh keraton, teknik pembuatan dan pewarnaannya menggunakan gaya Pekalongan.
Dengan demikian, batik keraton produksi Pekalongan ini menjadi lebih unik dan menarik. Ini karena gaya Pekalongan adalah gaya pesisiran yang lebih bebas dan banyak mendapat pengaruh dari luar. Akhirnya batik keraton yang dihasilkan Pekalongan memiliki cirri-ciri yang sama dengan batik-batik keraton dari Solo maupun Yogya, namun karakteristiknya telah menunjukkan adanya perubahan yang kontras dalam hal warna maupun bentuknya.
4) Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan batik motif baru yang sesuai selera masyarakat. Mereka juga mengkreasikan motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum.
Desain batik sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuj, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna sogan dan biru tua.
Batik sudagaran menyajikan kualitas dalam proses penciptaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang sangat indah.
5) Batik Jlamprang
Motif-motif jlamprang atau yang di Yogyakarta dikenal dengan nama nitik adalah salah satu batik yang cukup populer diproduksi di daerah Krapyak, Pekalongan. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain patola dari India
Sebagian besar dari motif-motif jlamprang berbentuk geometris dan kadang berbentuk bintang atau mata angin serta menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Batik jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Pekalongan.
6) Batik Terang Bulam
Desainnya berupa ornamen yang hanya ada di bagian bawah, baik itu berupa lung-lungan atau beberapa ornamen pasung, bagian atasnya kosong atau berupa titik-titik. Batik terang bulan ini disebut juga dengan sebutan gedog atau ram-raman
7) Batik Tiga Negeri Pekalongan
Seperti halnya batik-batik negara lain, baik ini memiliki beberapa warna dalam satu kain, yaitu warna merah, biru, dan soga yang semua dibuat di Pekalongan. Kadang-kadang warna biru diganti dengan warna ungu dan hijau.
8) Batik Sogan Pekalongan
Batik sogan Pekalongan adalah batik dengan proses dua kali. Proses yang pertama, latar putih diberi coletan dan untuk proses kedua, batik ditandai penuh atau diberikan ornamen plataran berupa titik halus, baru setelah itu disoga. Batik yang disoga terlihat klasik. Demikian pula yang terlihat pada batik sogan Pekalongan. Namun perlu diingat, ini bukan jenis batik keraton. Orang sering mengartikan bahwa segala sesuatu yang klasik adalah batik keraton. Padahal, tidak demikian adanya.
9) Batik Pangan atau Batik Petani
Batik ini dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga pada saat tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan “sedikit aneh”, serta tidak halus. Motifnya bernacam-macam dan paling banyak disesuaikan dengan kondisi daerah pembuatnya masing-masing.
Batik ini dikerjakan secara sambilan sehingga tidak profesional pewarnaannya pun hanya dipasrahkan kepada saudagar yang menjual bahan pewarna. Jenis batik ini adalah salah satu pembuatan batik yang kurang kreatif, karena pembuatnya mayoritas perempuan petani yang tidak memiliki ketermapilan khusus.
10) Batik Coletan
Dalam batik ini pewarnaan di sebagian tempat menggunakan system colet dengan kuas hanya sekali pencelupan, kecuali warna soga. Warna-warna lainnya menggunakan colet.
11) Batik Cap
Batik ini dibuat dengan menggunakan alat berbentuk cap atau stamp, baik proses coletan maupun keliran. Kain ini dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tenbaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik cap ini biasanya diproduksi secara missal dengan harga yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan pasar luas. Dan karena dibuat dalam jumlah banyak, maka batik ini dapat ditemukan dalam berbagai corak dan warna yang sama.
12) Batik Tulis
Kain ini dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memerlukan waktu kurang lebih 2-3 bulan. Batik ini sangat eksklusif karena dibuat dengan tangan sehingga sangat khas dan dapat dibuat sesuai pesanan. Harganya lebih mahal sehingga biasanya sering dipakai oleh kalangan menengah ke atas.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan bahasa yang santun